Jokowi JK Atau Prabowo Hatta

Dalam acara Mata Najwa tadi ada perdebatan yang sangat sengit dan menarik, dalam acara tersebut setiap kubu di beri kesempatan untuk menyampaikan kenapa memilih Jokowi JK atau Prabowo Hatta. Kubu Jokowi JK dan kubu Prabowo Hatta dalam Tim suksesnya  meyakinkan kepada masyarakat sesuai waktu yang telah di berikan.
Ada Beberapa tokoh yang di beri kesempatan dalam masing-masing tim, Dari Kubu Jokowi Diwakili oleh

1. Anies Baswedan - Juru Bicara Tim Pemenangan Jokowi-JK
2. Maruarar Sirait - Ketua DPP PDI Perjuangan
3. Adian Napitupulu - Politikus PDI Perjuangan

Sementara Dari Kubu Prabowo Di wakili oleh

1. Mahfud MD - Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Hatta
2. Fadli Zon - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra
3. Ahmad Yani - Politikus PPP

Masing-masing kubu memaparkan uraiannya kenapa memilih Jokowi JK Atau Prabowo Hatta inilah ungkapan dari masing-masing pendukung.

Dari kubu Jokowi JK menyampaikan "kenapa jokowi layak jadi pemimpin? karena Jokowi adalah sosok pemimpin yang sederhana merakyat, dekat dengan rakyat dan itu dibuktikan dari pengalamannya ketika menjadi wali kota solo dan menjadi Gubernur DKI Jakarta Jokowi sering terlihat bekerja dengan rakyat atau istilah populernya sering melakukasn blusukan.
Kemudian dikubu Prabowo Hatta menyampaikan "kenapa Prabowo layak memimpin Indonesia? karena Prabowo tegas, cepat punya ide-ide besar untuk bangsa ini.

Hal yang menarik dan menghibur, terjadi perdebatan dari masing-masing kubu mereka melemparkan kekurangan masing-masing seperti contoh dari pihak prabowo menyerang kubu jokowi "bahwa Jokowi adalah sosok yang dipoles mudah sekali dikendalikan seperti boneka sedangkan prabowo adalah pribadi yang tegas dan punya ide-ide sendiri untuk memajukan negara ini". Pernyataan ini dijawab oleh kubu Jokowi "tidak Pribadi Jokowi tidak seperti itu dengan alasan mempunyai track record / jejak yang sangat bagus karena pernah sukses dalam memimpin solo saat menjadi Wali Kota dan menjadi Gubernur DKI Jakarta", kemudian dari kubu jokowi menyerang balik bahwa prabowo dikaitkan dengan tragedi Mei dan pernah dipecat dalam kemiliteran.

Apapun itu rakyatlah yang menilai, siapapun yang kita pilih tdak menjadi soal, yang paling penting adalah kita menggunakan hak pilih kita pada 9 juni nanti sebagai warga negara yang baik.